Friday, November 2, 2012

Kriptografi Klasik

Kriptografi klasik merupakan kriptografi yang digunakan pada zaman dahulu sebelum komputer ditemukan atau sudah ditemukan namun belum secanggih sekarang. Kriptografi ini melakukan pengacakan huruf pada kata terang / plaintext. Kriptografi ini hanya melakukan pengacakan pada huruf A - Z, dan sangatlah tidak disarankan untuk mengamankan informasi-informasi penting karena dapat dipecahkan dalam waktu singkat. Biarpun telah ditinggalkan, kriptografi klasik tetap dapat ditemui disetiap pelajaran kriptografi sebagai pengantar kriptografi modern.

Sejarah kriptografi klasik diketahui bermula pada sekitar abad ke-7 sebelum masehi di yunani, dimana para tentara sparta menggunakan alat  yang disebut Scytale untuk menyembunyikan pesan. Scytale terdiri dari sebuah batang silinder dengan diameter tertentu yang digulung dengan pita kain/kertas.





Gambar 1. pipa silinder (a) dan pita panjang(b)


Setelah pita dililitkan pada batang silinder, pesan dituliskan diatas gulungan pita. Misalkan pesan yang ditulis adalah SERGAP XERXES DI THERMOPYLE BESOL.

Gambar 2. Pipa silinder dan pita  yang dituliskan pesan

Setelah itu, gulungan pita dibuka dari pipa maka akan menghasilkan pesan tidak bermakna yaitu

S SHYSEX ELOREDREKGRIM AX OB PETPE,

Sehingga jika pesan ternyata jatuh ke tangan musuh sekalipun, tidak akan dimengerti. Untuk mengembalikan pesan seperti semula tinggal menggulungkan kembali pita dengan pipa yang diameternya sama, sehingga hanya orang yang benar-benar berhak saja yang dapat memiliki pipa dengan diameter sama.

Kriptografi klasik kemudian berkembang pesat pada abad ke-18 Masehi hingga Perang Dunia ke-2. Seperti penggunaan metode polyalphabetic hingga penggunaan mesin untuk mengenkripsi dan mendekripsi pesan, salah satu contoh yang terkenal adalah enigma yang dipatenkan oleh Arthur Scerbius dan digunakan tentara Nazi Jerman untuk mengenkripsi pesan pada saat pertempuran.

Gambar 3. Mesin rotor elektromagnetik Enigma

Namun dapat dipecahkan untuk pertama kali pada tahun 1932 oleh kriptografer Polandia dari Biuro Szyfrów (Kantor Sandi), Marian Rejewski, Jerzy Różycki dan Henryk Zygalski. Namun pada 1939 Jerman mendisain ulang Enigma sehingga metode tersebut tidak dapat digunakan lagi.
Berkat informasi dari Polandia, akhirnya Britania dan Perancis berhasil membuat mesin pemecah Enigma baru ini, yang diberi nama bombe. Menurut para ahli berkat mesin ini perang dunia ke-2 ini lebih cepat berakhir 2 tahun berkat pemecahan kode enigma. Selain Jerman, Jepang juga membuat mesin enkripsi yang diberi nama purple, Inggris dengan mesin TypeX, dan Amerika dengan mesin SIGABA.

Semenjak ditemukannya komputer digital, metode kriptografi klasik yang bekerja dengan mengacak huruf semakin kehilangan posisinya dan digantikan dengan metode yang lebih baru, dimana yang diacak adalah bit dari huruf bersangkutan. Era kriptografi modern pun dimulai.

Berdasarkan teknik pengenkripsian, kriptografi klasik terbagi menjadi 2 yaitu:
  • metode substitusi, yang dibagi lagi menjadi 2 yaitu:
    • monoalphabetic , setiap huruf pesan disubstitusi oleh satu huruf kunci
    • polyalphabetic , setiap huruf pesan disubstitusi oleh beberapa huruf kunci dengan pola tertentu.
  • metode transposisi
Metode substitusi adalah metode enkripsi dengan mengganti tiap-tiap huruf pesan dengan kunci tertentu menjadi huruf lain. Contohnya adalah Caesar Cipher (monoalphabetic) dan Viginere Cipher (polyalphabetic).

Metode transposisi adalah metode enkripsi dengan memindahkan posisi tiap-tiap huruf pesan dengan pola tertentu. Contohnya adalah Blocking Cipher dan Permutation.

Untuk contoh lengkapnya silahkan klik masing-masing dari contoh link berwarna biru diatas.

Referensi:
http://en.wikipedia.org/wiki/Classical_cipher
http://blog.sivitas.lipi.go.id/***
http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_cryptography
http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_Enigma
http://williamstallings.com/Extras/Security-Notes/lectures/classical.html

4 comments: